Sabtu, 30 April 2016

Teknik-teknik Humanistik




Yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang lain. Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Dalam konseling humanistik terdapat  teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain :
1.     Membina hubungan baik (good rapport)
2.     Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
3.     Merangsang kepekaan emosi klien
4.     Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.     Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.     Membuat klien menjadi adequate
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.              Penerimaan
2.              Rasa hormat
3.              Memahami
4.              Menentramkan
5.              Memberi dorongan
6.              Pertanyaan terbatas
7.              Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.              Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan
9.              Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Teknik Yang Digunakan
Teknik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati); (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.

Jumat, 22 April 2016

Kekurangan Dan Kelebihan Teori Humanistik




1. Kelebihan:
a.       Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis terhadapfenomena
social.
b.      Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar.
c.       Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
2. Kekurangan:
a.       Bersifat individual.
b.      Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yangmendukung.
c.       Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis

·         Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar Humanistik
Kekurangan :
Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Kelebihan :
Dalam pembelajaran pada teori ini, siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Selain itu Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi dan
budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang menerima gagasan ini ketika teori
tersebut membahas tentang kepribadian, pengalaman subjektif manusia mempunyai bobot
yang lebih tinggi daripada relitas

·         Kelebihan dan kekurangan teori Humanistik

A. Kelebihan Teori Humanistik
1.      selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan
humanis.
2.      Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan
mengungkapkan gagasan.
3.      keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah
kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya
mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

B.     Kekurangan Teori Humanistik :
1.      Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
2.       Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
3.       Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis

Jumat, 01 April 2016

tekhnik terapi psikoanalisa

1.    Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah teknik yang memberi kebebasan pada klien untuk mengatakan apa saja perasaan, pemikiran, dan renungan yang ada dalam pikirannya tanpa ada yang disembunyikan. Melalui teknik ini, klien diharapkan mampu melepaskan emosi yang berkaitan dengan pengalaman traumatik di masa lau yang terpendam (katarsis). Katarsis inilah yang mendorong klien memperoleh pemahaman dan evaluasi diri yang lebih objektif. Tugas terapis disini adalah memahami hal-hal yang di represi dan hanyut ke alam bawah sadar. Selanjutnya terapis akan menafsirkan hal tersebut dan menyampaikannya pada klien. Setelah itu, membimbing ke arah pemahaman dinamika kepribadian yang tidak disadari oleh klien.
2.    Analisis Mimpi
 
Freud menilai mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketidaksadaran karena melalui mimpi, hasrat, kebutuhan dan ketakutan yang di pendam akan mudah diungkapkan. Pada saat klien tidur, pertahanan egonya akan melemah sehingga perasaan yang ditekan akan muncul ke alam sadar. Analisis mimpi memungkinkan terapis untuk mengetahui masalah-masalah yang tidak terselesaikan oleh klien. Pada dasarnya mimpi memiliki 2 taraf isi, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri dari motif yang disamarkan, tersembunyi dan bersifat simbolik karena terlalu menyakitkan dan mengancam seperti dorongan seksual dan agresif. Sementara itu, isi manifes terdiri dari bentuk mimpi yang tampil dalam impian klien. Tugas terapis disini adalah menyingkap makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol dari isi manifes mimpi, sehingga dapat diketahui isi laten klien.       
 
3.    Analisis Resistensi
Resistensi dipandang oleh Freud sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya. Hal ini akan menghambat terapis dan klien memperoleh pemahaman dinamika ketidaksadaran klien. Jika terjadi resistensi, terapis harus membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang paling terlihat untuk mengurangi kemungkinan klien menolak penafsiran. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin terapis harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya.
  
4.    Analisis Transferensi
Transferensi merupakan reaksi klien yang melihat terapis sebagai orang yang paling dekat dan penting dalam hidupnya di masa lalu. Sebagian besar terapis akan mengembangkan neurosis transferensi yang dialami klien di lima tahun pertama kehidupannya. Untuk itu terapis harus melakukannya secara netral, objektif, anonim dan pasif. Teknik ini akan mendorong klien menghidupkan kemabali masa lalunya sehingga memberi pemahaman pada klien mengenai pengaruh masa lalunya terhadap kehidupannya saat ini. Melalui transferensi, klien juga mampu menyadari konflik masa lalu yang masih dipertahankannya sampai sekarang. 
5.    Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi merupakan prosedur dasar yang mencakup analisis terhadap asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transferensi. Terapis akan menyampaikan sekaligus memberi pemahaman pada klien mengenai makna dari tingkah laku klien yang dimanifestasikan melalui keempat teknik psikoanalisis tersebut. Tujuan dari penafsiran ini adalah agar mendororng ego klien untuk megasimilasi hal-hal baru dan mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari. Penafsiran harus disampaikan pada saat yang tepat agar dapat diterima klien sebagai bagian dari dirinya. Apabila disampaikan terlalu cepat, kemungkinan klien akan melakukan penolakan, tetapi apabila penafsiran jarang dilakukan, kemungkinan klien akan sulit memperoleh insight atas masalahnya.
                        
Terapi dengan pendekatan psikoanalisa ini tidak terlalu tepat jika digunakan pada orang-orang yang ingin berfungsi sepenuhnya atau ingin mencapai aktualisasi diri, artinya tidak terlalu tepat bagi orang-orang sudah dalam keadaan baik, yang berkeinginan untuk menjadi lebih baik lagi. Orang-orang yang ingin beraktualisasi diri akan lebih baik apabila menjalani konseling dengan pendekatan humanistik dan eksistensial. Untuk terapi dengan pendekatan Psikoanalisa akan lebih tepat untuk klien-klien yang memiliki masalah berat sampai ringan, mulai dari masalah-masalah abnormal sampai pada masalah ringan, seperti putus cinta, trauma, dan lain-lain. 
Saya suka dengan teknik asosiasi bebas. karena di dalam teknik ini klien dapat mengatakan sesuatu yang ia katakan sejujurnya tanpa ada rekayasa yang ia buat. dengan begitu kita benar benar dapat mengetahui unek unek dari klien.
 Reference:
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik.   Jakarta: Kencana Prenada Media Group